Jumat, 12 Oktober 2012

TUGAS SOFTSKILL: PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA


PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA


Pengertian & Tujuan dari Psikologi Lintas Budaya serta Menjelaskan Hubungan antara Psikologi dengan Disiplin Ilmu Lain


Berbicara budaya adalah berbicara pada ranah sosial dan sekaligus ranah individual. Pada ranah sosial karena budaya lahir ketika manusia bertemu dengan manusia lainnya dan membangun kehidupan bersama yang lebih dari sekedar pertemuan-pertemuan insidental. Dari kehidupan bersama tersebut diadakanlah aturan-aturan, nilai-nilai kebiasaan-kebiasaan hingga kadang sampai pada kepercayaan-kepercayaan transedental yang semuanya berpengaruh sekaligus menjadi kerangka perilaku dari individu-individu yang masuk dalam kehidupan bersama. Semua tata nilai, perilaku, dan kepercayaan yang dimiliki sekelompok individu itulah yang disebut budaya. Lintas-budaya dalam psikologi adalah perbandingan sistematik dan eksplisit antara variabel psikologis di bawah kondisi-kondisi perbedaan budaya dengan maksud mengkhususkan anteseden-anteseden dan proses-proses yang memerantarai kemunculan perbedaan perilaku. Jadi sebenarnya apa pengertian Psikologi Lintas Budaya itu sendiri?
Dalam bukunya Psikologi Lintas Budaya: Riset dan Aplikasi, Segall, Dasen dan Poortinga, menjelaskan psikologi lintas-budaya adalah kajian mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya. Definisi ini mengarahkan perhatian pada dua hal pokok: keragaman perilaku manusia di dunia dan kaitan antara perilaku terjadi. Definisi ini relatif sederhana dan memunculkan banyak persoalan. Definisi lainnya diberikan oleh Herskovits, yang mendefinisikan budaya sebagai hasil karya manusia sebagai bagian dari lnnya (culture is the human-made part of the environment). Artinya segala sesuatu yang merupakan hasil dari perbuatan manusia, baik hasil itu abstrak maupun nyata, asalkan merupakan proses untuk terlibat dalam lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial, maka bisa disebut budaya. Tentu saja definisi ini juga sangat luas. Namun definisi tersebut digunakan oleh Harry C. Triandis, salah seorang pakar psikologi lintas budaya paling terkemuka, sebagai dasar bagi penelitian-penelitiannya (Triandis, 1994) karena definisi tersebut memungkinkannya untuk memilah adanya objective culture dan subjective culture. Bud
aya objektif adalah segala sesuatu yang memiliki bentuk nyata, seperti alat pertanian, hasil kesenian, rumah, alat transportasi, alat komunikasi dan sebagainya. Sedangkan budaya subjektif adalah segala sesuatu yang bersifat abstrak misalnya norma, moral, nilai-nilai,dan lainnya.
Brislin, Lonner, dan Thorndike, (1973) menyatakan bahwa psikologi lintas budaya adalah kajian empirik mengenai anggota berbagai kelompok budaya yang telah memiliki perbedaan pengalaman, yang dapat membawa ke arah perbedaan perilaku yang dapat diramalkan dan signifikan.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa psikologi lintas budaya adalah psikologi yang memperhatikan faktor-faktor budaya, dalam teori, metode dan aplikasinya.




Hubungan lintas budaya dengan ilmu yang lain :

  • Lintas budaya dengan ilmu antropologi : dalam definisi sering tumpang tindih, baik disiplin cenderung memfokuskan pada aspek yang berbeda dari suatu budaya. Hanya sebagian kecil dimensi manusia yang tidak dicakup dalam konsep budaya, yakni yang terkait dengan insting serta naluri. Contoh : sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian hidup dan sistem teknologi dan peralatan.
  •  Lintas budaya dengan ilmu sosial : kebijaksanaan diterima masyarakat berbasis pertanian tradisional memiliki budaya kolektifitas modern. Contoh : masyarakat informasi.
  • Lintas budaya dengan ilmu psikologi klinis : psikologi klinis telah menerapkan prinsip – prinsip psikologi lintas budaya. Contoh : dalam hal psikoterapi dan konseling.
  • Lintas budaya dengan ilmu sosiologi : kebudayaan lain oleh sebuah kelompok atau individu. Contoh : kebudayaan hindu budha adanya kontak dagang antara indonesia dengan india maka mengakibatkan adanya kontak budaya yang menghasilkan bentuk-bentuk akulturasi kebudayaan baru tetapi tidak melenyapkan kebudayaan sendiri.
  • Lintas budaya dengan ilmu politik : dalam teori politik, sistem politik itu terbangun dari berbagai sub sistem politik yang ada serta dipengaruhi oleh sistem -sistem yang lain termasuk sistem budaya. Sementara itu , Budaya politik sering dimaknai sebagai segala pemahaman dan perilaku individu maupun masyarakat tentang kehidupan politik yang terjadi di suatu negara atau di suatu tatanan sistem politik. Dengan demikian budaya budaya politik itu secara garis besar berhubungan dengan sikap dan perilaku politik seseorang atau masyarakat dalam sebuah sistem politik. Maka untuk selanjutnya budaya poltik akan mempengaruhi perjalanan sebuah sistem politik. Pada umumnya para ilmuwan politik membagi budaya politik menjadi 3 bagian atau 3 tahapan yaitu budaya politik “kognitif, afektif dan evaluatif ” ada juga yang menyebutnya budaya “kaula , parokial dan partisipan”. Karakter dari masing-masing tahapan itu jelas berbeda. Keperbedaan itu tentu saja berpengaruh terhadap pelaksanaan sistem politik yang ada. Menurut David E. Easton Bahwa sistem politik itu terbagi menjadi : input, proses , output dan feed back ” . bagian – bagian ini dalam pelaksanaannya nanti pasti dan selalu akan dipengaruhi oleh budaya politik dari masyarakat politik yang ada di sebuah sistem politik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar