Rabu, 21 Maret 2012

Fenomena Kesehatan Mental

 

Masalah kesehatan mental emosional remaja


Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Perubahan mood (swing) yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah. Meski mood remaja yang mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis. Dalam hal kesadaran diri, pada masa remaja para remaja mengalami perubahan yang dramatis dalam kesadaran diri mereka (self-awareness). Mereka sangat rentan terhadap pendapat orang lain karena mereka menganggap bahwa orang lain sangat mengagumi atau selalu mengkritik mereka seperti mereka mengagumi atau mengkritik diri mereka sendiri. Anggapan itu membuat remaja sangat memperhatikan diri mereka dan citra yang direfleksikan (self-image). Remaja cenderung untuk menganggap diri mereka sangat unik dan bahkan percaya keunikan mereka akan berakhir dengan kesuksesan dan ketenaran.

Remaja yang diberi kesempatan untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berhati-hati, lebih percaya-diri, dan mampu bertanggung jawab. Rasa percaya diri dan rasa tanggung jawab inilah yang sangat dibutuhkan sebagai dasar pembentukan jati diri positif pada remaja. Kelak, ia akan tumbuh dengan penilaian positif pada diri sendiri dan rasa hormat pada orang lain dan lingkungan. Bimbingan orang yang lebih tua sangat dibutuhkan oleh remaja sebagai acuan bagaimana menghadapi masalah itu sebagai “seseorang yang baru”; berbagai nasihat dan berbagai cara akan dicari untuk dicobanya. Remaja akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh para “idola”nya untuk menyelesaikan masalah seperti itu. Pemilihan idola ini juga akan menjadi sangat penting bagi remaja. Dari beberapa dimensi perubahan yang terjadi pada remaja seperti yang telah dijelaskan diatas maka terdapat kemungkinan – kemungkinan perilaku yang bisa terjadi pada masa ini. Diantaranya adalah perilaku yang mengundang risiko dan berdampak negatif pada remaja. Perilaku yang mengundang risiko pada masa remaja misalnya seperti penggunaan alkohol, tembakau dan zat lainnya; aktivitas sosial yang berganti – ganti pasangan dan perilaku menentang bahaya seperti balapan motor, naik gunung dll. Alasan perilaku yang mengundang risiko ada bermacam – macam dan berhubungan dengan dinamika fobia balik (conterphobic dynamic), rasa takut dianggap hal yang dinilai rendah, perlu untuk menegaskan identitas maskulin dan dinamika kelompok seperti tekanan teman sebaya.


Masa remaja merupakan masa yang kritis dalam siklus perkembangan seseorang. Di masa ini banyak terjadi perubahan dalam diri seseorang sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Remaja tidak dapat dikatakan lagi sebagai anak kecil, namun ia juga belum dapat dikatakan sebagai orang dewasa. Hal ini terjadi oleh karena di masa ini penuh dengan gejolak perubahan baik perubahan biologik, psikologik, maupun perubahan sosial. Dalam keadaan ‘serba tanggung’ ini seringkali memicu terjadinya konflik antara remaja dengan dirinya sendiri (konflik internal), maupun konflik lingkungan sekitarnya (konflik eksternal). Apabila konflik ini tidak diselesaikan dengan baik maka akan memberikan dampak negatif terhadap perkembangan remaja tersebut di masa mendatang, terutama terhadap pematangan karakternya dan tidak jarang memicu terjadinya gangguan mental. 



Perkembangan psikososial pada remaja


Masa remaja adalah masa yang ditandai oleh adanya perkembangan yang pesat dari aspek biologik, psikologik, dan juga sosialnya. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya berbagai disharmonisasi yang membutuhkan penyeimbangan sehingga remaja dapat mencapai taraf perkembangan psikososial yang matang dan adekuat sesuai dengan tingkat usianya. Kondisi ini sangat bervariasi antar remaja dan menunjukkan perbedaan yang bersifat individual, sehingga setiap remaja diharapkan mampu menyesuaikan diri mereka dengan tuntutan lingkungannya.


Ada tiga faktor yang berperan dalam hal tersebut, yaitu :



  • Faktor individu yaitu kematangan otak dan konstitusi genetik (antara lain temperamen).
  • Faktor pola asuh orangtua di masa anak dan pra-remaja.
  • Faktor lingkungan yaitu kehidupan keluarga, budaya lokal, dan budaya asing.

Setiap remaja sebenarnya memiliki potensi untuk dapat mencapai kematangan kepribadian yang memungkinkan mereka dapat menghadapi tantangan hidup secara wajar di dalam lingkungannya, namun potensi ini tentunya tidak akan berkembang dengan optimal jika tidak ditunjang oleh faktor fisik dan faktor lingkungan yang memadai.

Fenomena Kesehatan Mental

 

Saat ini istilah kesmen (kesehatan mental) tidaklah asing. Banyaknya permasalahan yang dihadapi dalam hidup, membuat manusia tidak lagi sehat mentalnya. Dalam artian tidak berarti banyak orang tidak normal (gila), tetapi disini menjelaskan, kelainan akan perilaku bisa disebut juga akan tidak sehatnya mental. Berikut contoh beberapa fenomena kesehatan mental yang terjadi pada masyarakat saat ini.


TAWURAN
Tawuran sepertinya sudah menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia. Sehingga jika mendengar kata tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi. Hampir setiap minggu, berita itu menghiasi media massa. Bukan hanya tawuran antar pelajar saja artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang menghiasi kolom-kolom media cetak, tetapi tawuran antar polisi dan tentara , antar polisi pamong praja dengan pedagang kaki lima, sungguh menyedihkan. Inilah fenomena artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang terjadi di masyarakat kita.
Tawuran antar pelajar maupun tawuran antar remaja semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng. Perilaku anarki selalu dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat. Mereka itu sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa mengganggu ketenangan masyarakat.Sebaliknya mereka merasa bangga jika masyarakat itu takut dengan geng/kelompoknya. Seorang pelajar seharusnya tidak melakukan tindakan artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang tidak terpuji seperti itu.Biasanya permusuhan antar sekolah dimulai dari masalah artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang sangat sepele. Namun remaja artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang masih labil tingkat emosinya justru menanggapinya sebagai sebuah tantangan. Pemicu lain biasanya dendam Dengan rasa kesetiakawanan artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang tinggi para siswa tersebut akan membalas perlakuan artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang disebabkan oleh siswa sekolah artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang dianggap merugikan seorang siswa atau mencemarkan nama baik sekolah tersebut.Sebenarnya jika kita mau melihat lebih dalam lagi, salah satu akar permasalahannya artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adalah tingkat kestressan siswa artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang tinggi dan pemahaman agama artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang masih rendah. Sebagaimana kita tahu bahwa materi pendidikan sekolah di Indonesia itu cukup berat . Akhirnya stress artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang memuncak itu mereka tumpahkan dalam bentuk artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang tidak terkendali yaitu tawuran.Dari aspek fisik,tawuran dapat menyababkan kematian dan luka berat bagi para siswa. Kerusakan artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang parah p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada kendaraan dan kaca gedung atau rumah artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang terkena lemparan batu.sedangkan aspek mentalnya , tawuran dapat menyebabkan trauma p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada para siswa artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang menjadi korban, merusak mental para generasi muda, dan menurunkan kualitas pendidikan di Indonesia.Setelah kita tahu akar permasalahannya , sekarang artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang terpenting artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adalah bagaimana menemukan solusi artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang tepat untuk menyelesaikan persoalan ini. Dalam hal ini, seluruh lapisan masyarakat yaitu, orang tua , guru/sekolah dan pemerintah.Pendidikan artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang paling dasar dimulai dari rumah.Orang tua sendiri harus aktif menjaga emosi anak. Pola mendidik juga barangkali perlu dirubah.Orang tua seharusnya tidak mendikte anak, tetapi memberi ketel artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adanan.Tidak mengekang anak dalam beraktifitas artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang positif. Menghindari kekerasan dalam rumah tangga sehingga tercipta suasana rumah artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang aman dan nyaman bagi tumbuh kembang si anak Menanamkan dasar-dasar agama p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada proses pendidikan. Tidak kalah penting artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adalah membatasi anak melihat kekerasan artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang dita artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yangkan Televisi. Media ini memang paling jitu dalam proses pendidikan.Orang tua harus pandai-pandai memilih tontonan artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang positif sehingga bisa menjadi tuntunan buat anak.Untuk membatasi tantonan untuk usia remaja memang lumayan sulit bagi orang tua.Karena internetpun dapat diakses secara bebas dan orang tua tidak bisa membendung perkembangan sebuah teknologi Filter artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang baik buat anak artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adalah agama dengan agama si anak bisa membentengi dirinya sendiri dari pengaruh buruk apapun dan dari manapun.Dan pendidikan anak tidak seharusnya diserahkan seratus persen p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada sekolah.Peranan sekolah juga sangat penting dalam penyelesaian masalah ini. Untuk meminimalkan tawuran antar pelajar, sekolah harus menerapkan aturan tata tertib artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang lebih ketat, agar siswa/i tidak seenaknya keluyuran p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada jam – jam pelajaran di luar sekolah. Yang kedua peran BK ( Bimbingan Konseling harus diaktifkan dalam rangka pembinaan mental siswa, Membatu menemukan solusi bagi siswa artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang mempunyai masalah sehingga persoalan-persoalan siswa artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang tadinya dapat jadi pemicu sebuah tawuran dapat dicegah. Yang ketiga mengkondisikan suasana sekolah artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang ramah dan penuh kasih sa artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang . Peran guru disekolah semestinya tidak hanya mengajar tetapi menggatikan peran orang tua mereka. Yakni mendidik.Yang keempat penyediaan fasilitas untuk menyalurkan energi siswa. Contohnya menyediakan program ektra kurikuler bagi siswa.P artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada usia remaja energi mereka tinggi, sehingga perlu disalurkan lewat kegiatan artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang positif sehingga tidak berubah menjadi agresivitas artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang merugikan.Dalam penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler Ini sekolah membutuhkan prasarana dan sarana, seperti arena olahraga dan perlengkapan kesenian, artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang sejauh ini di banyak sekolah belum mem artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adai, malah cenderung kurang. Oleh karenanya, pemerintah perlu mensubsidi lebih banyak lagi fasilitas olahraga dan seni. Dari segi hukum demikian juga.Pemerintah harus tegas dalam menerapkan sanksii hukum Berilah efek jerah p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada siswa artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang melakukan tawuran sehingga mereka akan berpikir seratus kali jika akan melakukan tawuran lagi.Karena bagaimanapun mereka artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adalah aset bangsa artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang berharga dan harus terus dijaga untuk membangun bangsa ini.Perubahan sosial artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang diakibatkan karena sering terjadinya tawuran, mengakibatkan norma-norma menjadi terabaikan. Selain itu,menyebabkan terjadinya perubahan p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada aspek hubungan social masyarakatnya.
Dalam bukunya artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang berjudul “Dinamika Masyarakat Indonesia”, Prof. Dr. Awan Mutakin, dkk berpendapat bahwa sistem sosial artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang stabil ( equilibrium ) dan berkesinambungan ( kontinuitas ) senantiasa terpelihara apabila terdapat artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adanya pengawasan melalui dua macam mekanisme sosial dalam bentuk sosialisasi dan pengawasan sosial (kontrol sosial).
  1. Sosialisasi maksudnya artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adalah suatu proses dimana individu mulai menerima dan menyesuaikan diri kep artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adapt isti artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adat ( norma ) suatu kelompok artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada dalam sistem social , sehingga lambat laun artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang bersangkutan akan merasa menjadi bagian dari kelompok artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang bersangkutan.
  1. Pengawasan sosial artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adalah, “ proses artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang direncanakan atau tidak direncanakan artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang bertujuan untuk mengajak, mendidik atau bahkan memaksa warga masyarakat, agar mematuhi norma dan nilai”. Pengertian tersebut dipertegas menjadi suatu pengendalian atau pengawasan masyarakat terh artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adap tingkah laku anggotanya. (Soekanto,1985:113)